Text
Learning metamorphosis : hebat gurunya dahsyat muridnya
Guru hebat adalah sosok pendidik yang selalu akrab dengan perubahan positif. Mereka adalah figur meninggalkan metode mengajar yang membosankan. Menjadi guru yang hebat adalah impian bagi setiap individu yang mengabdikan dirinya sebagai pendidik. Bekerja sebagai guru adalah pilihan yang mulia. Tidak hanya tekad atau kemauan yang keras, melainkan perlu strategi tertentu untuk mewujudkan keinginan setiap guru untuk menjadi hebat.rnrnBanyak guru yang tidak optimal dalam mengelola kelasnya karena kurangnya pemahaman mereka akan cara mendidik yang baik dan benar. Ketidakoptimalan itu berpangkal pada minimnya pemahaman guru terhadap fungsi dan kemampuan otak serta kecerdasan unik siswanya. Analogi minimnya pengetahuan guru terhadap fungsi otak ini, dapat digambarkan melalui kasus televisi rusak. Ketika layar televisi di rumah bermasalah, mereka yang tidak paham mengutak-atik perangkat elektronik maka akan memilih cara gampang untuk mengembalikan layar rusak tadi: digebrak! Ya, kondisi yang serupa terjadi di dalam ruang kelas ketika banyak seorang guru tidak tahu cara lain untuk mengendalikan ulah anak didiknya. Guru tadi akan memilih untuk marah dan menghukum secara fisik anak didiknya yang nakal tersebut.rnrnLearning Metamorphosis: Hebat Gurunya Dahsyat Muridnya karya H.D. Iriyanto merupakan referensi penting yang mampu menginspirasi dan membekali guru untuk menjadi hebat. Dengan mengambil konsep metamorfosis seekor kupu-kupu, yaitu dimulai dari ulat, lalu menjadi kepompong, hingga sempurna sebagai seekor kupu-kupu, penulis akan menuntun para guru untuk terus bertransformasi meneladani kupu-kupu. Metamorfosis yang terjadi pada seekor kupu-kupu adalah inspirasi dari alam yang patut kita teladani. Konsep metamorphosis itulah yang dipakai oleh H.D. Iriyanto, inspirator metamorfosis asal Yogyakarta untuk membantu para pendidik di penjuru tanah air untuk menjelma menjadi kupu-kupu elok atau, GURU HEBAT!rnrnBuku ini meliputi tiga pembahasan utama yaitu fase ulat, fase kepompong, dan fase kupu-kupu. Fase pertama, ulat, mengupas titik lemah yang selama ini diidap oleh guru. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kelemahan tersebut meliputi minimnya Tujuannya agar pembaca menyadarinya dan termotivasi untuk memperbaikinya. Fase kepompong mengupas problematika pendidikan Indonesia yang masih mengacu pada paradigma lama seperti masih dominannya wacana prestasi akademik, yang mengukur kecerdasan siswa dari angka-angka. Baru, pada fase akhir, Kupu-kupu, pembaca akan disadarkan untuk menjadi guru yang manusiawi sekaligus agen perubahan.
Tidak tersedia versi lain