Text
Sinta Obong
Setelah Rama Wijaya berhasil menaklukkan Rahwana, dia pun memboyong Dewi Sinta kembali ke Ayodya. Rama menikmati kembali haknya sebagai raja dan Sinta sebagai Prameswari Ayodya. Namun, kebahagiaan pasangan ini tidaklah berlangsung lama.rnRahwana, yang terpasung antara hidup dan mati di puncak Gunung Karungrungan, membalas dendam. Ditebarkannyalah gelembung-gelembung hawa jahatnya untuk mempengaruhi banyak orang agar keangkaramurkaan kembali mewarnai dunia yang semula tenang dan damai. Banyak orang di dunia yang terpengaruh oleh hawa jahatnya. Tak terkecuali para penguasa di istana Ayodya dan para kawulanya. Mereka membangun intrik untuk memojokkan dan meruntuhkan kebahagiaan pasangan baru itu.rnDewi Sintalah yang kemudian menjadi sasaran. Kesuciaanya dipertanyakan oleh banyak orang. Bagi kawula Ayodya, tak pantaslah mereka memiliki seorang permaisuri yang derajatnya kotor tercemar oleh hawa nafsu Rahwana, Raja Alengka yang kaya raya dan gagah perkasa itu.rnLantas¸ bagaimanakah nasib Sinta kemudian? Benarkah Rama pun ragu akan kesucian istri tercintanya? Dan, benarkah untuk meyakinkan itu semua Dewi Sinta harus melaksanakan upacara penyucian dengan menerjunkan diri ke dalam api yang menyala-nyala hebat?rnSungguh, sebuah kisah yang sangat menggetarkan hati siapa pun yang membacanya. Sebuah kisah yang menawarkan banyak pelajaran tentang arti sebuah kesetiaan, cinta, dan harga diri!rnSelamat membaca!rnrn“Sesungguhnya, hidupmu tiada boleh bernoda, bahkan tidak untuk setitik pun. Namun, pandanganmu adalah kelemahan manusia, Kangmas Rama. Kau sungguh tidak sempurna!” pekik Sinta dalam deraian air mata.rnrn“Jangan Ragukan Kesetiaanku Padamu”
Tidak tersedia versi lain